Disdik DKI Masih Bahas PTM Tiap Hari Mulai Pekan Depan

Jakarta, CNN Indonesia --

Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta masih membahas soal rencana pembukaan sekolah atau pembelajaran tatap muka (PTM) setiap hari mulai Senin (13/9) mendatang.

Diketahui PTM terbatas di Jakarta sudah berjalan dua pekan sejak 30 Agustus. Dalam pelaksanaannya, kegiatan belajar mengajar di sekolah hanya berlangsung pada Senin, Rabu, dan Jumat,

"Sedang masih dibahas. Timeline-nya bu Kadis (Kepala Dinas) menginginkan 13 September, tapi ada hal-hal yang didiskusikan lagi dengan para pimpinan," kata Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja Gah saat dihubungi, Jumat (10/9).

Taga menyampaikan pembukaan sekolah setiap hari akan diprioritaskan pada 610 sekolah yang saat ini telah melaksanakan PTM.

Dengan pembukaan setiap hari, menurutnya, frekuensi anak belajar di sekolah akan bertambah.

"Artinya kalau yang sekarang ini kan hanya dua minggu sekali nih anak-anak nih ketemunya, mungkin bisa jadi frekuensi ke sekolah lebih banyak, kan beda-beda," katanya.

Taga menerangkan meski dibuka setiap hari, mata pelajaran yang diajarkan tetap yang esensial, namun, kata dia, pelajaran olahraga juga diizinkan untuk dilakukan.

"Artinya dengan jarak antar siswa, kemudian tidak dalam interaksi istilahnya dalam permainan, kayak senam kan itu sendiri-sendiri. Guru mau melatih bela diri kan bisa sendiri-sendiri enggak perlu bersentuhan dan berinteraksi gitu," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana sebelumnya mengatakan sekolah akan dibuka setiap hari di minggu ketiga Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Jakarta.

PTM terbatas di Jakarta diketahui telah dimulai sejak Senin (30/8) lalu. Dengan demikian, minggu ketiga berarti adalah 13 September.

"Nanti dua minggu pertama ini kan siklus 14 hari lewat, (kalau) aman tidak ada apa-apa, maka kalau sekarang kan sekolah sehari dibuka, sehari ditutup. Sekolahnya ni, satu hari anak-anak masuk, sehari disinfektan, selama dua minggu. Lalu minggu ketiga, sekolah mulai buka setiap hari," kata Nahdiana dalam sebuah webinar, Rabu (1/9).

(yoa/ain)

[Gambas:Video CNN]