Ahli Ungkap Sumber Pencemaran Paracetamol di Teluk Jakarta

Peneliti menyebut dua sumber pencemaran paracetamol (parasetamol) di Teluk Jakarta berasal dari sungai Ciliwung yang bermuara di Ancol dan muara sungai Angke.
Sementara kontaminasi parasetamol ini tidak ditemukan di dua lokasi penelitian lain di Jakarta seperti Tanjung Priok dan Clincing, serta Pantai Eretan, Jawa Tengah.
Hasil studi tersebut dimuat dalam jurnal Marine Pollution Bulletin berjudul "High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia". Hasil riset Dr. Wulan Koagouw (BRIN, UoB), Prof. Zainal Arifin (BRIN), Dr. George Olivier (UoB), dan Dr. Corina Ciocan (UoB) ini menginvestigasi beberapa kontaminan air dari empat lokasi di Teluk Jakarta yaitu: Angke, Ancol, Tanjung Priok, dan Cilincing; serta satu lokasi di pantai utara Jawa Tengah yakni Pantai Eretan.
"Pertama saya ingin mengkonfirmasi bahwa benar yang kami temukan di dua lokasi di teluk Jakarta itu ada di muara Sungai Ciliwung dan muara Sungai Angke," kata Wulan Koagouw, salah satu peneliti BRIN yang juga terlibat dalam penelitian tersebut dalam konferensi pers yang ditayangkan secara virtual, Senin (4/10).
"Selebihnya di lokasi lainnya di teluk Jakarta kami tidak menemukan adanya paracetamol, begitu juga di pantai eretan kami tidak menemukan paracetamol," lanjutnya.
Ia menunjukkan bahwa beberapa parameter nutrisi seperti amonia, nitrat, dan total fosfat, melebihi batas Baku Mutu Air Laut Indonesia.
Paracetamol yang terdeteksi di muara sungai Angke sebanyak 610 ng/L dan di muara sungai Ciliwung Ancol sebanyak 420 ng/L. Konsentrasi parasetamol yang terdeteksi disebut cukup tinggi, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang risiko lingkungan yang terkait dengan paparan jangka panjang terhadap organisme laut di Teluk Jakarta.
Sementara itu, peneliti lain dari studi yang sama, Zainal Arifin, menjelaskan bahwa secara teori sumber sisa parasetamol yang ada di perairan teluk Jakarta dapat berasal dari tiga sumber, yaitu ekskresi akibat konsumsi masyarakat yang berlebihan, rumah sakit, dan industri farmasi.
"Dengan jumlah penduduk yang tinggi di kawasan Jabodetabek dan jenis obat yang dijual bebas tanpa resep dokter, memiliki potensi sebagai sumber kontaminan di perairan. Sedangkan sumber potensi dari rumah sakit dan industri farmasi dapat diakibatkan sistem pengelolaan air limbah yang tidak berfungsi optimal, sehingga sisa pemakaian obat atau limbah pembuatan obat masuk ke sungai dan akhirnya ke perairan pantai," ungkap Peneliti Oseanografi BRIN ini lewat keterangan resmi, Senin (4/9).
Sebelumnya, tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasiona (BRIN) dan University of Brighton UK merilis hasil dari studi pendahuluan (preliminary study) mengenai kualitas air laut di beberapa situs terdominasi limbah buangan.
Adapun mengenai bahaya Paracetamol tersebut terhadap lingkungan, peneliti BRIN lainnya, Wulan Koagouw mengaku belum mengetahui. Menurutnya riset masih dalam tahap awal,namun jika konsentrasinya selalu tinggi dalam jangka panjang, hal ini menjadi kekhawatiran kita karena memiliki potensi yang buruk bagi hewan-hewan laut.
"Hasil penelitian di laboratorium yang kami lakukan, menemukan bahwa pemaparan parasetamol pada konsentrasi 40 ng/L telah menyebabkan atresia pada kerang betina, dan reaksi pembengkakan. Penelitian lanjutan masih perlu dilakukan terkait potensi bahaya paracetamol atau produk farmasi lainnya pada biota-biota laut," ungkap Wulan.
(mrh/eks)[Gambas:Video CNN]
0 Response to "Ahli Ungkap Sumber Pencemaran Paracetamol di Teluk Jakarta"
Post a Comment